BENGKULU, 30 Oktober 2025 — Onschool Indonesia Group sukses menutup rangkaian kegiatan Nusantara Literasi Bengkulu 2025, sebuah program penguatan literasi berbasis komunitas yang menekankan pada produksi karya kreatif, literasi digital, dan inklusi sosial. Tiga kegiatan utama—Pelatihan Penulisan Puisi (11 Oktober di Gedung Pola Merah Putih), Pelatihan Desain Infografis (25 Oktober di Perpustakaan Daerah), dan Pelatihan Video Kreatif Literasi (26 Oktober di Balai Bahasa Provinsi Bengkulu)—telah melibatkan lebih dari 250 peserta dari berbagai kalangan: pelajar, mahasiswa, komunitas literasi, dan pegiat muda dari seluruh Provinsi Bengkulu.
Literasi yang Bergerak: Dari Konsumsi ke Produksi
Berbeda dari kegiatan literasi konvensional yang berfokus pada membaca dan menulis pasif, Nusantara Literasi dirancang untuk mendorong masyarakat menjadi produsen pengetahuan dan narasi lokal. Melalui tiga pelatihan berbasis praktik langsung (learning by doing), peserta tidak hanya dibekali teori, tetapi juga diarahkan untuk menghasilkan karya yang siap dipublikasikan.
Dari pelatihan ini, tercatat hasil konkret:
- 100 karya puisi yang siap dikurasi dan diterbitkan menjadi antologi ber-ISBN.
- 50 infografis digital berformat inklusif (dilengkapi alt-text dan metadata).
- 100 video kreatif literasi kepemudaan berdurasi 1–2 menit bertema literasi digital dan etika bermedia.
Karya-karya tersebut kini menjadi bagian dari portofolio komunitas literasi Bengkulu yang dapat digunakan untuk kampanye publik, riset, maupun kegiatan advokasi sosial.
Tujuan & Kontribusi Program
Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat Program Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat: Apresiasi bagi Komunitas Literasi Tahun 2025, dengan fokus pada peningkatan kapasitas teknis, digital, dan kreatif komunitas.
Tujuan utama Nusantara Literasi meliputi:
- Membangun ekosistem literasi inklusif dan berkelanjutan di tingkat lokal.
- Mengalihkan praktik literasi dari konsumsi pasif ke produksi produktif berbasis konten kreatif dan riset budaya.
- Meningkatkan literasi digital kritis, etika penggunaan teknologi (termasuk AI), dan publikasi berstandar.
- Menghasilkan bukti empiris dan rekomendasi kebijakan berbasis hasil karya komunitas.
Rangkaian Kegiatan
Ketiga kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dan terstruktur.
- Pelatihan Penulisan Puisi (11 Oktober 2025)
Lebih dari 100 peserta belajar teknik puitik, editing naskah, dan performa pembacaan puisi. Hasilnya, 100 karya terbaik dikurasi untuk antologi ber-ISBN. Kegiatan ini juga memantik semangat konservasi budaya lokal melalui sastra berbasis pengalaman komunitas. - Pelatihan Desain Infografis (25 Oktober 2025)
Sebanyak 50 peserta dari komunitas literasi dan mahasiswa mempelajari visualisasi data dan storytelling digital. Setiap peserta menghasilkan satu infografis yang menyoroti isu literasi daerah, disertai caption dan alt-text agar ramah akses bagi penyandang disabilitas. - Pelatihan Video Kreatif Literasi (26 Oktober 2025)
Diikuti oleh lebih dari 100 peserta di Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, kegiatan ini mengajarkan konsep narasi visual, penulisan naskah, produksi, dan editing menggunakan perangkat sederhana. Peserta menghasilkan 20 video edukatif pendek bertema “Pemuda Melek Literasi dan Etika Digital”.
Hasil dan Dampak Nyata
Program ini memberikan dampak signifikan bagi penguatan kapasitas komunitas:
- Peningkatan kemampuan produksi konten edukatif berbasis literasi digital dan budaya.
- Terbentuknya jejaring kreator literasi muda Bengkulu, yang akan menjadi wadah replikasi kegiatan di tingkat kabupaten/kota.
- Peningkatan skor literasi digital peserta hingga 40% berdasarkan survei pra–pasca pelatihan.
- Konservasi nilai budaya lokal melalui puisi dan narasi visual yang mengangkat kearifan daerah.
Selain luaran karya, kegiatan ini juga menghasilkan modul pelatihan, rubrik kuratorial, dan panduan etika publikasi yang dapat digunakan sebagai referensi nasional.
Hambatan dan Solusi
Pelaksanaan di lapangan diwarnai beberapa tantangan, seperti keterbatasan kapasitas ruangan, peralatan audiovisual, serta variasi kualitas karya peserta. Namun, tim Onschool Indonesia menerapkan solusi cepat dan adaptif:
- Menyiapkan ruang breakout dan perangkat cadangan.
- Membentuk tim kuratorial bertingkat dengan rubrik penilaian terstandar.
- Menggunakan formulir digital untuk metadata dan izin hak cipta.
- Menyediakan interpretasi Bahasa Isyarat dan materi aksesibilitas bagi peserta inklusif.
Hasilnya, kegiatan tetap berjalan lancar dan mencapai target output 100%.
Pernyataan Resmi
Dalam konferensi penutupan, Dani Fazli, CEO Onschool Indonesia Group sekaligus Ketua Program Nusantara Literasi, menyampaikan refleksi dan harapan besar atas keberlanjutan gerakan ini:
“Nusantara Literasi bukan sekadar pelatihan, melainkan gerakan untuk membangkitkan kesadaran bahwa setiap komunitas memiliki potensi pengetahuan dan cerita yang layak diangkat. Kami ingin membangun tradisi baru: literasi yang memproduksi, bukan hanya mengonsumsi.
Saya berharap program ini dapat terus berlanjut—tidak bergantung pada satu sumber dana saja, melainkan didukung oleh banyak pihak, baik pemerintah, lembaga, maupun masyarakat. Nama Nusantara kami pilih karena mengandung simbol yang dalam: persatuan dalam keberagaman dan pengetahuan. Semoga gerakan ini bisa direplikasi, bahkan diadopsi di tingkat nasional, sebagai wujud nyata bahwa literasi adalah kekuatan bangsa.”
Nusantara Literasi Bengkulu 2025 berhasil membangun ekosistem literasi yang lebih hidup, produktif, dan partisipatif. Program ini menegaskan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan kemampuan mencipta, berpikir kritis, dan mengomunikasikan pengetahuan secara bermartabat. Inisiatif ini membuka ruang baru bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam transformasi sosial melalui karya.